Sponsors

Kamis, 07 Februari 2013

Pemrograman dan Debug


Pengembangan program untuk implementasi sistem tentu saja merupakan lanjutan dari proses perancangan sistem. CASE tool dapat dipakai untuk membangkitkan program kerangka dari rancangan. Program ini mencakup kode untuk mendefinisikan dan mengimplementasikan interface dan pada banyak kasus, pengembang hanya perlu menambahkan rincian operasi pada setiap komponen program.

Biasanya, programmer akan melakukan pengujian terhadap kode yang telah dikembangkan. Kegiatan ini menunjukka error program yang harus dihilangkan. Kegiatan ini disebut debugging. Pengujian error dan debug merupakan proses yang berbeda. Pengujian menentukan adanya error. Debug berhubungan dengan pencarian lokasi dan pembetulan error ini.
Error pada kode harus dilokalisasi dan program dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan. Pengujian kemudian dilakukan untuk menjamin bahwa perubahan telah dilakukan dengan benar. Dengan demikian proses debug merupakan bagian dari pengembangan perangkat lunak dan pengujian perangkat lunak.
Proses debug:
-          Cari lokasi error
-          Rencang perbaikan error
-          Perbaiki error
-          Uji ulang program
Validasi Perangkat Lunak
Validasi perangkat lunak, atau lebih umum, verifikasi dan validasi (V&V) ditujukan untuk menunjukkan bahwa sistem sesuai dengan spesifikasinya dan bahwa sistem memenuhi harapan pelanggan. Validasi melibatkan proses pemeriksaan, seperti inspeksi dan peninjauan, pada setiap tahap proses perangkat lunak dari definisi persyaratan user sampai pengembangan program. Namun demikian mayoritas biaya validasi disediakan setelah implementasi dan sistem operasional diuji.
Tahap-tahap pengujian:
  1. Pengujian unit. Komponen individual diuji untuk menjamin operasi yang benar. Setiap komponen diuji secara independen.
  2. Pengujian modul. Modul merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan seperti kelas, objek, tipe data abstrak, atau sekumpulan prosedur. Sebuah modul dapat diuji tanpa modul sistem yang lain.
  3. Pengujian sub sistem. Fase ini melibatkan pengujian sekumpulan modul yang telah diintegrasikan menjadi subsistem.
  4. Pengujian sistem. Penemuan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi yang tidak diharapkan antara sub sistem dan masalah interface sub sistem. Proses ini juga berhubungan dengan validasi bahwa sistem telah memenuhi persyaratan fungsional dan non fungsionalnya.
  5. Pengujian penerimaan. Sistem diuji dengan data yang dipasok oleh pelanggan sistem dan bukan data uii simulasi.
Evolusi Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak dianggap merupakan kegiatan kreatif dimana sistem perangkat lunak dikembangkan dari konsep awal menjadi sistem yang dapat berjalan. Pemeliharaan perangkat lunak merupakan proses perubahan sistem tersebut setelah digunakan. Rekayasa perangkat lunak dianggap sebagai proses evolusioner dimana perangkat lunak terus diubah selama waktu hidupnya sebagai jawaban atas perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan.
Pendukung Proses Terotomatisasi
Computer-Aided Software Engineering (CASE) adalah perangkat lunak yang dipakai untuk mendukung kegiatan proses rekayasa perangkat lunak reperti rekayasa persyaratan, perancangan, pengembangan program, dan pegujian. Dengan demikian CASE tool mencakup edior perancangan, kamus data, compiler, debugger, alat bantu pembuatan sistem, dll.
Teknologi CASE menyediakan dukungan proses perangkat lunak yang mengotomasi beberapa kegiatan dan menyediakan informasi mengenai perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Contoh kegiatan yang dapat diotomasi dengan menggunakan CASE mencakup:
  1. Pengembangan model sistem grafis sebagai bagian spesifikasi persyaratan atau perancangan perangkat lunak;
  2. Pemahaman rancangan menggunakan kamus data yang menyimpan informasi mengenai entitas dan hubungan pada rancangan;
  3. Pembuatan interface user dari deskripsi interface grafis yang dibuat secara interaktif dengan user;
  4. Debug program dengan menyediakan informasi mengenai program yang sedang berjalan;
  5. Penerjemahan program yang terotomasi dari bahasa pemrograman versi lama seperti COBOL, menjadi versi yang lebih baru.
Teknologi CASE telah menghasilkan beberapa perbaikan kualitas dan produktivitas perangkat lunak walaupun kuantitasnya masih kurang dari yang diharapkan oleh pendukung CASE. Menurut Huff (1992) perbaikan yang dicapai adalah sebesar 40 persen. Walaupun angka ini signifikan, CASE tidak melakukan revolusi terhadap rekayasa perangkat lunak sebagaimana yang diramalkan.
Perbaikan dari penggunaan CASE dibatasi oleh dua faktor:
  1. Rekayasa perangkat lunak pada intinya adalah kegiatan perancangan yang berdasarkan pada pemikiran kreatif. Sistem CASE yang ada mengotomasi kegiatan rutin, tetapi usaha untuk menggunakan teknologi intelejensia buatan yang memberikan dukungan bagi perancangan belum berhasil.
  2. Pada sebagian besar organisasi, rekayasa perangkat lunak merupakan kegiatan tim dan perekayasa perangkat lunak menghabiskan waktu cukup banyak untuk berinteraksi dengan anggota tim yang lain. Teknologi CASE tidak banyak memberikan dukungan untuk ini.
  1. Klasifikasi CASE Tools
Ada berbagai klasifikasi CASE tool, masing-masing memberikan pandangan yang berbeda. CASE tool dapat dibagi dalam tiga sudut pandang, yaitu:
  1. Sudut pandang fungsional, dimana CASE tool diklasifikasikan menurut fungsi khususnya.
  2. Sudut pandang proses, dimana CASE tool diklasifikasikan menurut kegiatan proses yang didukungnya.
  3. Sudut pandang integrasi, dimana CASE tool diklasifikasikan menurut bagaimana mereka diorganisasikan ke dalam unit-unit yang terintegrasi, yang memberikan dukungan bagi satu kegiatan proses atau lebih.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mutiari Dyah Febriani. Copyright 2012 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Free Blogger Templates Converted into Blogger Template by Bloganol dot com